Wisatawan Tiongkok selalu menjadi kelompok konsumen terbesar dalam industri bebas bea di Korea Selatan, namun jumlah mereka semakin berkurang, dan kesenjangan ini kini diisi oleh wisatawan Jepang.
Pada Konser Keluarga Bebas Bea Lotte, acara terbesar di industri bebas bea lokal, untuk pertama kalinya jumlah wisatawan Jepang melampaui jumlah wisatawan Tiongkok. Tiket konser dibagikan secara gratis berdasarkan jumlah yang dibelanjakan di toko bebas bea, menjadi barometer basis pengguna belanja bebas bea.
Sebanyak 5.000 turis asing menghadiri konser dari 16 hingga 18 Juni, kata Lotte Duty Free pada hari Rabu. Jumlah total pengunjung adalah sekitar 30.000, dimana wisatawan asing berjumlah sekitar 17%.
Dalam hal kewarganegaraan, Jepang menempati peringkat pertama dengan 2.000 wisatawan, kedua setelah Korea. Tiongkok pernah menjadi negara pembeli bebas bea terbesar di Korea Selatan, dengan 1.500 orang yang saat ini memasuki negara tersebut, setara dengan negara-negara lain di dunia.
Ini adalah perubahan besar. Terakhir kali orang asing menghadiri konser adalah sebelum wabah terjadi pada tahun 2016, ketika orang Tionghoa merupakan mayoritas dari 25.000 penonton asing.
Dengan hubungan antara Korea Selatan dan Tiongkok yang belum menunjukkan tanda-tanda akan membaik, industri ritel lokal telah mencoba melakukan diversifikasi penjualan.
Dibandingkan tahun 2019, penjualan Lotte Duty Free dari turis Tiongkok turun 40% dalam lima bulan pertama tahun ini.
Ketika kegilaan K-pop menyebar ke Amerika Serikat dan Eropa, industri bebas bea memperkirakan penjualan akan meningkat di negara-negara maju dengan daya beli yang tinggi.
“Kami perlu mendiversifikasi penjualan karena terdapat pengamatan bahwa akan ada penundaan dalam penerbitan visa turis berkelompok di Tiongkok,” kata orang dalam industri ritel.
Penulis: Kim Kyu-sik, Kim Min-nu
[ⓒ Pulse by Maeil Business News Korea & mk.co.kr, All rights reserved]